Itu adalah suara seorang gadis
Atau angin musim ceria
Di tengah kebun bunga
Seperti aroma kabut dingin
Mengembun di dedaunan
Aku merindukan gairah hidup
Menjalar sekujur waktu
Ah memesonanya
Seperti kota-kota asing
Untuk kali pertama
Dentang dan waktu menjadi baru
Aku telah menghirup hidup
Dan tak bertanya siapa
Segala kupunya—jiwanya jiwa
Aku menghembuskannya
Betapa kasmarannya
Seperti cahaya hangat
Usai pekat gigil
Lagu-lagu itu milikku
Angin dan bunga-bunga
Warna-warna ceria
Sungguh waktu—mendekatlah padaku
Aku beria dengan kidung hidup
Aku mencinta dengan kemabukan
Betapa tiada taranya
Hidup ini milikku bukan
Kenapa tidak aku menari beria?
Dengan madah asmara tiada tara
Dengan kidung remaja mencinta
Oh di mana kekasih di mana kekasihku
Aku di sini membuat lagu dan menari
Kau kan tiba juga nanti—kutahu
Dan sudah larut subuh begini
Hening aku—tapi tak mau jeda
Terus beria—tetapi mabukkah aku?
Aku sungguh kasmaran pada hidup
Atau pada tatap matamu
Tetapi siapakah matamu
Aku hanya kasmaran
Hidup menatap padaku
Seperti matamu—tetapi
Nanti atau kelak
Tetaplah beria dengan lagumu itu
Watu kan juga menjemput
Kita akan pergi ke pesta !
Aku merindukan seseorang
Seperti kerinduan mendengar
Bunyian asing nun—lekat seperti
Suara hujan entah yang mana;
Penulis: Sabiq Carebesth, pendiri Galeri Buku Jakarta