Atmosfir lingkaran pertemanan kita amat sangat menentukan mood baik dan buruk kita dalam beraktifitas. Tak ayal, semakin tua seseorang, karib akan semakin menyempit dan mengerucut. Yah, setiap orang pada ahirnya tak ingin membuang energy sia-sia untuk hal yang akan menguap di udara. Mulai list dan menghindari beberapa teman “beracun” akan membuat jiwa kita sehat dan hidup lebih ringan.

Teman “Beracun”?  yup, tanpa kita sadari sedari kita kecil dan beranjak dewasa, bisa saja kita terperangkap dalam lingkaran “Toxic People” baik dalam lingkungan keluarga ataupun pertemanan. Namun sebelum jauh, melihat seseorang mari kita mengoreksi diri sendiri, adakah ciri-ciri “Toxic People” dalam diri kita.

Toxic People adalah istilah yang ditujukan untuk orang beracun atau memberi pengaruh negatif. Dewasa ini, Toxic People  sering kita jumpai dalam dunia maya, namun jangan salah, beberapa diantaranya juga ada pada lingkungan kita, atau bahkan kita sendiri tergolong didalamnya. Yuk intip beberapa cirinya, agar kita bisa menghindar atau membuang jauh-jauh prilaku buruk dalam hidup kita;

Selalu Mengkritik

Memiliki pemikiran kritis sangat dibutuhkan, guna membangun diri dan juga memberi masukan yang progresif pada seseorang yang diberi kritikan. Namun pemikiran yang terbuka untuk dapat menerima kritikan orang lain juga tak kalah penting sebagai penyeimbang. Jika kamu memiliki ciri suka memberi kritikan dan alot menerima masukan ini adalah satu ciri kecil kamu memasuki kriteria Toxic People.

Sejatinya, keinginan untuk selalu mengomentari orang lain ada pada setiap manusia, hanya saja bagaimana kita bisa menahan atau mengolahnya untuk menjadi kata yang baik dan sifat yang bajik, mau mengkritik dan lapang menerima kritik.

 Super Narsis

Gimana sih manusia super narsis? Apa yang dilakukan kita bolak balik uploud foto di Intagram terkategori “Manusia Narsis”, atau yang sepersekian detik selalu selfie itu dikatakan “Super Narsis”?.

Well, Super Narsis disini lebih pada etika. Jika kita sudah dirasuki rasa sebagai pusat perhatian,  selalu ingin eksis merasa kamu paling mahir dan merasa tidak ada orang lain yang lebih pantas kecuali dirimu, maka pada titik itu kamu disebut manusia “Super Narsis”.

Ghosting

Istilah Ghosting sering muncul ahir-ahir ini, ghosting digambarkan hubungan menghilang tanpa sebab dan semua komunikasi melalui media sosial ditutup total. Dalam relasi anak milenial, sebenarnya definisi ini sering dipakai dalam hubungan pacaran, si doi menghilang secara tiba-tiba; no WhatsApp tiba-tiba di block, akun Instagram tidak ditemukan, dihubungi melalui facebook juga tak ada kabar.

Dalam relasi pertemanan hal ini acapkali kita jumpai, yang paling menjengkelkan ketika melakukan janji ngopi misalnya, tiba-tiba menghilang tanpa kabar, dihubungi HP non aktif, di cari dibelantara dunia manapun tiba-tiba menghilang. Janji ngopi adalah contoh kecil teman yang suka ghosting sangat menjengkelkan.

Pada fase yang lebih parah teman yang suka ghosting biasanya memiliki tingkat baper yang lebih tinggi dari yang lain. Sekali memiliki konflik dengan teman dia akan melakukan blocking pada semua akun media sosial. Jika kamu memiliki sifat yang suka block dan unblock, follow dan unfollow, maka segera waspadai, jangan-jangan kita mulai terjangkit penyakit Toxic People.

Sindrom Thanos, merasa paling benar dan paling hebat

Jelas ya, watak Thanos tidak boleh kita adopsi. Merasa selalu benar dan paling hebat tidak tertandingi belakang ini disebut sebagai Thanos Syndrome. Ingat dalam film Avenger, Thanos pernah berujar “Realitas adalah apa yang merupakan kehendakku”. Jadi berhadapan dengan orang yang mengidap sindrom thanos seringkali sulit menerima kebenran dari orang lain, karena persepsinya adalah kebenaran tunggal.

Jika hati atau pikiran kita mulai merasa kita memegang kebenaran dan kebenaran yang liyan adalah salah, maka kita harus mulai waspada bahwa pikiran kita terjangkit virus Thanos syndrome.

Keempat sifat diatas bisa terjangkit pada siapapun tak terkecuali kita sendiri. Maka siapapun harus waspada pada sifat-sifat buruk diatas karena sifat tersebut bisa “beracun” dan memiiki pengaruh buruk pada lingkungan, atau jika teman “beracun” atau toxic ada disekeliling kita jangan ragu-ragu untuk mundur teratur demi kehidupan yang lebih sehat.

 

Sumber:

  • Machmud, Amir; Kita dan ”Sindrom Thanos”Fri, 25 May 2018.
  • Zaenudin, Ahmad Ghosting: Ketika yang Kamu Kasihi Pergi Tanpa Kejelasan17 Februari 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here