The Meaningful Life with Rumi

0
861

Identitas Buku

Judul Buku: The Meaningful Life With Rumi
Penulis: Jalaludin Rumi
Penerbit: FORUM
Jumlah Halaman: 224 hlm Soft Cover
ISBN: 978-602-310-008-8

Jalaludin Rumi adalah seorang sufi besar sepanjang zaman yang telah membaktikan lebih dari separuh hidupnya untuk mencari kebenaran-kebenaran terdalam dari ajaran agama. Rumi merupakan satu pribadi dari sedikit pribadi di bumi yang memiliki kesadaran universal dan telah mewarnai kehidupan serta peradaban manusia dengan kemuliaan cinta. Puisi dan syair yang menggunakan kisah-kisah sebagai alat pernyataan pikiran dan ide pun sarat akan nilai-nilai sufisme dan religius, baik dalam berhubungan dengan sesama manusia, terlebih kepada Allah. Rumi seolah ingin menyampaikan tentang pemahaman atas dunia yang hanya mungkin diraih melalui cinta, bukan hanya kerja fisik semata. Dalam karya-karyanya, Rumi selalu menyampaikan bahwa Tuhan merupakan satu-satunya tujuan dan tidak ada yang menyamai-Nya.

Menurut Will Johnson dalam pengantar buku The Rubais of Rumi : Insane with Love, alasan kenapa Rumi tetap terkenal adalah bahwa ia mengungkapkan kebenaran paling kuat dan rumit dalam Bahasa yang paling indah dan sederhana.

 

Kearifan Jalaludin Rumi

The Meaningful Life with Rumi adalah judul buku dimana dalam buku tersebut terdapat beberapa pertanyaan mendasar Rumi yang menghadirkan kearifan Jalaludin Rumi dalam enam tema besar, yaitu Love(cinta), faith(keyakinan), hope(harapan), soul(jiwa), virtue(kebijakan), dan determination(ketetapan hati).

Jika ilmu pengetahuan dan logika membuat orang semakin pandai dan cerdik, mengapa pada saat yang sama menimbulkan permusuhan? Mengapa orang beriman berpikiran sempit dan banyak melakukan penyimpangan? Apakah pandangan sempit merupakan sifat dan ciri para pendiri agama besar? Apa sebenarnya nilai kitab suci bagi orang beriman? Apakah hanya untuk dibaca dengan suara merdu dan tidak untuk ditafsirkan dalam rangka menjawab realitas kehidupan? Mengapa orang beriman yang tahu isi kitab suci gagal dalam tindakan dan muamalah? Jika rasa cinta tumbuh dalam diri seseorang, mengapa sikapnya lantas berubah, pemahaman yang segar lantas muncul dan perbedaan pendapat tentang hal-hal yang bersifat furu(cabang) lantas dilupakan?. Itulah kiranya beberapa pertanyaan mendasar Rumi.

 

Love, Faith, Hope, Soul, Virtue, and Determination.

Setelah menyelesaikan buku ini dan beberapa buku lainnya, penulis lebih memiliki makna yang luas akan cinta.

“Cinta adalah jembatan antara dirimu dan segalanya” –Rumi

Kalimat sederhana, indah, dan penuh makna. Perspektif penulis akan kalimat tersebut adalah terkait mencintai dan memahami diri sendiri terlebih dahulu, lalu kita akan lebih memahami Tuhan kita, dan setelah itu kita akan lebih memahami sekitar kita. Rumi juga memaparkan dalam salah satu kearifannya, bahwa sebenarnya dalam diri masing-masing dari kita terdapat cinta.

“Tugasmu bukanlah mencari cinta, tetapi semata menemukan penghalang dalam diri yang kau bangun untuk melawannya” –Rumi

Lalu tentang keyakinan, tentunya tidak sedikit yang tak berkeyakinan kuat, bahkan pada dirinya sendiri, tapi penulis harap konsep tersebut tak berlaku terkait keyakinan terhadap Tuhan kita, yang pada dasarnya akan selalu memberi hal terbaik menurut-Nya untuk kita atas usaha apa yang telah kita lakukan, bahkan saat kita terluka sekalipun.

“Luka adalah tempat cahaya memasukimu”-Rumi

Bicara tentang luka, semua orang pasti pernah terluka. Penulis rasa kerafian sederhana Rumi tersebut mampu menjawabnya. Lalu bagaimana jika sudah yakin, penuh harap, dan ternyata harapan tersebut seketika hancur tak sesuai dengan apa yang kita kira?

“Di antara puing-puing, selalu ada harapan menemukan kebaikan. Penderitaan adalah hadiah. Ia rahmat yang tersembunyi.” –Rumi

Moral valuenya mungkin rasa syukur itu terkikis sehingga positif thinking ke Creator kita juga menipis :). Nasihat Rumi terkait jiwa ini mungkin juga banyak menyinggung banyak pihak.

“Jadilah seperti matahari bagi rahmat dan belas kasih. Jadilah seperti malam untuk menutupi kesalahan orang lain. Jadilah seperti air yang mengalir untuk kemurahan hati. Jadilah seperti bumi untuk kerendahan hati. Munculah seperti dirimu. Jadilah sebagaimana munculmu” –Rumi

Dan  “Bersinarlah seakan seluruh semesta adalah milikmu”-Rumi

Satu lagi kearifan yang penulis suka tentang jiwa adalah terkait ketidak takutan melangkah. Karena di dunia ini ada banyak pilihan dan tawaran dengan berbagai resiko yang sepadan. Jika kita tak berani melangkah? Ya kita kalah. Tapi kalah itu ada dua, kalah setelah berusaha melangkah atau kalah karena menyerah. Berbeda bukan?

Saat kau mulai melangkah, jalan itupun muncul”-Rumi.

Cuplikan Beberapa Kearifan Jalaludin Rumi

  • Sepasang kekasih tidak bertemu di suatu tempat pada akhirnya. Mereka telah selalu berada dalam diri satu sama lain. (Love)
  • Yakinlah bahwa dalam agama cinta tak ada penganut dan bukan penganut. Cinta memeluk semuanya. (Love)
  • Aku telah mengunjungi kuil, gereja, dan masjid. Tapi aku menemukan Tuhan di dalam hatiku.(Love)
  • Ada kekuatan di dalam dirimu, yang memberimu kehidupan. Carilah ia.(Hope)
  • Segala yang ada di semesta, ada dalam dirimu. Mintalah semuanya dari dirimu sendiri.(Soul)
  • Temukan kebaikan dalam hatimu, agar kau dapat menemukan kebaikan di hati semua orang. (Virtue)
  • Dengarkanlah dengan telinga kesabaran! Lihatlah dengan tatap penuh belas kasih! Bicaralah dengan Bahasa cinta. (Virtue)
  • Aku kehilangan segalanya, namun aku menemukan diriku. (Determination)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here