Gusti, memasuki pintu bulan muliamu
aku terpaku. Di muka jalan bercabang:
pembebasan diri dan pengekangan nafsu
Di batin keduanya menawarkan bimbang
Bila kupilih pengekangan nafsu:
hening tertampar kencang deru
kehidupan riuh oleh syahwat mamalia
ditaburkan manusia penyuka pesta pora
[mengekang nafsu seperti mengerem
laju mobil atau motor di jalanan umum]
Bila kupilih pembebasan diri:
ketamakan tengah tampil menjadi-jadi
memamerkan diri di atlas hidup bersama
mengirim hasrat libidinal kepada sesama
[membebaskan diri bagaikan mendaki
gunung kesunyian di tanah-tanah tinggi asali]
Gusti, di manakah suaramu di bulan suci?
tak kudengar jernih di telingaku yang berdaki
atau riuh duniawi dibajak tampilan suci
menghardiki kecukupan dan kerendahan hati
Gusti, tiba di pintu bulan muliamu saja
perjuangan genting di zaman benda terpuja
kepemilikan dan kemelekatan segala-galanya
jadi riasan utama hidup di alam semesta
Gusti, memasuki pintu bulan muliamu
aku tetap di simpang jalan pilihan waktu:
menengok ke belakang nan gemerlap
masuk ke ketelanjangan yang senyap