Sains selalu distereotipkan menjadi unit ilmu yang sukar dipelajari, rumit dan menyebalkan. Hal ini banyak membuat sebagian calon pelajar dan masyarakat gentar, disampaikan oleh pelajarnya sendiri, bahkan oleh mereka yang mengajarkan sains. Aneh, tapi ada, sudah mahal biaya kuliahnya, tapi sulit, banyak tugas, banyak laporan, hadeehhhhh, ramashok~. Satu hal lain yang menjadi sains jauh dari hiruk pikuk perbincangan sehari-hari kita adalah adanya anggapan bahwa sains itu tidak digunakan banyak di kehidupan kita.

Ungkapan yang paling sering dikeluhkan “sains lo buat apa? Kayak matematika itu. Apa gunannya belajar integral, trigonometri sampai kalkulus? Paling yang dipakek dalam kehidupan cuma penjumlahan dan pengurangan dalam jual beli. Fisika itu buat apa? Rumusnya rumit, apa juga manfaat ngitung kecepatan cahaya, bikin ribet, tidak berguna untuk kehidupan sehati-hari. Kimia juga itu buat apa? Apa manfaat langsung dari kita mengenal atom? Biologi juga sama saja, meskipun cukup mendingan karena ada bab soal reproduksi”

Padahal saya bisa jamin bahwa memang begitulah ilmu pengetahuan, tidak akan semuanyadigunakan secara langsung, ada sebagian yang digunakan dan ada yang tidak digunakan. Ada juga yang menganggapnya bermanfaat dan ada yang tidak.Saat membahas A, kita gunakan B,C dan D. Saat bahas E, kita gunakan F, G dan H, dan saat kita bahas W, kita hanya mengunakan X, Y dan Z. Meskipun ada, menggunakan A sampai Z secara langsung, tapi itu jobdes-nya pakar, kita ndak perlu juga tahu akan semua hal, kita cukup fokus saja pada apa yang kita minati, tetapi menafikkan sains tidak hadir dan tidak berguna juga suatu pengambilan kesimpulan yang tidak bijaksana.

Kehadiran sains yang paling sering kita sadari tentu tidak akan jauh-jauh dari soal sakit, karena dalam sakit, ada obat yang membantu kita dalam mempercepat proses penyembuhan, dan nama-nama obat itu sangat ilmiah sekali. Disana kita mengenal amoxilin, parasetamol, HCl, dan lain-lain.

Contoh lain yang menunjukan keintiman kita dengan sains dalam keseharian yangpaling terkini adalah saat melihat hasil quick qount pilpres beberapa bulan lalu. Dalam diskursus quick qount tersebut tentu yang digunakan adalah bukan penjumlahan sederhana, karena statistik tidak sesimpel itu, ada banyak pengembangan ilmu matematika yang terlibat. Mulai dari menghitung rata-rata, standar deviasi, sampai menghitung eror dari data.

Bahkan memutuskanjumlah sampel minimal yang harus masuk pun ada hitunggannya, tidak asal ambil. Penentuan ambil sampel juga ada aturannya, tidak asal-asalan, tidak bisa sembarangan, itu ada caranya sendiri dalam hitungan matematika. Kalau tidak dihitung bisa-bisa hanya ambil sampel suara di lokasi basis suara kampret, eh

Sangat ilmiah sekali ya kita pas tanggal 17 april kemarin, kita benar-benar bergelayut dengan angka-angka statistik dari bangun sampai tidur.

Dalam dunia statistik tadi apakah seluruh sub bidang ilmu matematika digunakan? Ya tentu tidak. Unit ilmu trigonometri yang mempelajari segitiga tentu tidak terlibat. Baru kalau sedang mendebat masjid segitiga, di sana trigonometri berguna, sementara statistik tidak terlibat dulu.

***

Selain matematika, fisika, kimia dan biologi juga sering kita temui tapi jarang disadari.

Kita naik motor dan mengubah energi bensin jadi energi gerak juga hasil olah karya fisika. Kita pakai TOA untuk adzan, lampu untuk ngaji, pesawat untuk benargat haji, timbangan untuk ngitung takaran zakat, di sana ada peran-peran fisika yang krusial.

Kalau cerita tentang kimia, dalam menjawab apa sih manfaat kita mengenal atom, bisa kita temui saat kita sakit anemia.

Apa yang akan kita lakukan saat lemas dan lunglai saat anemia? Minum obat penambah darah? Betul sekali, tapi apakah obat itu mengandung darah dan menambah jumlah darah dalam tubuh kita secara manual? Tentu tidak, yang kita minum adalah zat besi. Ya besi yang itu, besi yang sama dengan yang digunakan buat ngecor, yang simbol kimianya Fe. Karena hemoglobin atau sel darah merah adalah gabungan dari zat organik dan anorganik, nah, anorganiknya ya si besi itu. Jadi saat kita lemas dan lunglai karena anemia, di saat itulah obat yang diminum adalah zat besi.

Kalau yang biologi, yang gampang-gampangan ya bisa kita lihat dalam tubuh. Bagaimana darang dipompa jantung, lambung yang melumat makanan yang kita makan sampai usus yang menjadi jalan keluarnya eek kita setiap pagi, di sana tentu bertebaran kajian biologi sangat banyak.

Jadi saya bisa menyimpulkan dengan cepat dari uraian singkat ini, bahwa kehidupan kita memang penuh dengan campur tangan sains, bahkan bisa dibilang kita dan sains bak dua benang yang terpintal menjadi tali, selalu bersama, kalau salah satu benang tidak hadir, ya tidak bisa disebut tali. Meskipun tidak semuanya hadir bersama dan seringnya tidak kita sadari.

Ya tentu tidak disadari lah ya, kan ilmiah. Kita melihat petir ya petir, tapi untuk orang yang minat dengan fisika, itu bukan hanya sekedar petir. Besi kenak hujan berkarat itu kan biasa, tidak aneh dan sangat ilmiah, tetapi untuk orang yang belajar di kimia, tentu ada kajian lebihnya. Daun kebanyakan warnanya hijau, ya itu kan ilmiah, tetapi tidak untuk orang yang berminat di biologi.

Tentu untuk bidang ilmu pengetahuan yang lain pasti punya keunikannya masing-masing.

Begitulah hidup, saling melengkapi.

Salam literasi #MenolakBerhentiMembaca , pun dengan menolak berhenti membaca setiap maksud hatimu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here